Detak - Detik Proklamasi

0
Para golongan pemuda sudah mendesak untuk segera Bung Karno mengumumkan kemerdekaan Indonesia, Indonesia tidak mau menerima hadiah hari kemerdekaan dari Jepang. Karena desakan itu, Bung Karno dan Bung Hatta dan Bung a Citra Lestari…. Eh salah !, segera merancang / membuat teks proklamasi yang nantinya akan dibacakan oleh Bung Karno. Rencana pertama adalah rapat mereka yang akan diadakan di Hotel Des Indes, dengan segera Bung Karno dengan mobil bertenaga Nitro itu melesat dengan cepatnya ke Hotel…
Tapi, tiba-tiba handphone (telepon genggam merek Motorola) Bung Karno berbunyi “Hello Moto !!!” dengan kerasnya, Lalu Bung Karno menerima telepon itu, dan berbicara “Ini siapa yach ??? Bleh Tw ghak ?” lalu sang penelpon menjawab “ah… masa’ Bung Karno gak kenal sih, ini Agus toh ! Agus !” lalu bung Karno menjawab lagi
“Oh, kamu toh, ada apa ?”
“Gini Bungkuk… eh Bung Karno, saya mendapat informasi bahwa jam seginian banyak tentara Jepang yang mengawasi Hotel itu, maka dari itu Pak Karno harus pindah tempat !”
“Waduh ! Gawat nih ! … Oke nanti saya pikirkan dengan cepat, Thanks ya cuy… “
“Sama-sama pak !”
Setelah menerima telepon itu, Bung Karno yang pada saat itu sedang melesat kencang dengan mobilnya tiba-tiba mengerem dan membelokkan mobillnya (maksudnya nge-drift atau yang biasa kita sebut ngepot) dan Bung Karno
berhenti sejenak dan memikirkan sesuatu “Gimana yah… aduh… lama-lama aku bisa jadi gila….”. Tanpa rasa putus asa, Bung Karno melesat kambali dengan arah yang berbeda dari sebelumnya. Dan mobil itu berjalan pelan-pelan, tiba-tiba ada seorang yang berkebangsaan Jepang menghentikan mobil Bung Karno dari depan, dan ia berkata
“Aku akan membantumu wahai Soekarno ! Walau aku orang Jepang..”, Lalu Bung Karno menghentikan mobilnya.
Dan berkata “Siapa kau ???”, lalu orang itu menjawab “Aku adalah Laksamana Tadashi Maeda, aku akan menolongmu dengan apa yang aku punya”. Lalu Bung Karno berfikir “Oh iya ya ! Pake’ ajah rumah dia !” dan berkata “bolehkah aku meminjam rumahmu sebagai tempat rapatku ?” Maeda menjawab “Boleh, aku akan menunjukkan dimana rumahku !”, dengan segera Maeda naik ke dalam Mobil yang biasa di malam hari dipakai oleh Bung Karno untuk Balap Liar Malam. Lalu B. Karno berkata dalam mobil ke Maeda “Hey, Bro… Are you ready for this High Speed Car ???” Maeda menjawab “Really ? Ok, I will try that !”.
Mobil itu melesat cepat, sesudah sampai disana Bung Karno meng-SMS rekan rapatnya untuk ke lokasi itu,
Begini isi dari SMS itu :
“Cuy, rapat dimulai sebentar lagi, cpetan datangnya ! Nanti gak dpat jatah konsumsi lho ! alamatnya Jalan Neraka Gg. Setan No. 13. Cpet ya ! Udah gak tahan nih mau rapat !”
RAPAT DIMULAI, Bung Karno yang didampingi para pesertanya memulai diskusi. Tiba-tiba Bung Karno berbicara “Saya akan memberikan selembar kertas ini kepada kalian semua, kalian tuliskan apa yang yang akan menjadi teks proklamasi kita”. Kertas itu pun sudah ditulis setiap peserta rapat, setelah beberapa penyaringan kata demi kata akhirnya teks yang ditulis tangan oleh Bung Karno sudah siap dan tinggal diketik, lalu Bung Karno menyuruh Sayuti Melik sang pengetik disitu “Mel mel ! Ketikin ini dong ! Walaupun kamu biasanya nulis lagu…
kalo gak salah kamu ada nulis lagu yang judulnya I Jus Wanna Say I Love You kan ?” lalu dijawab oleh Melik “itu mah Melly Goeslaw atuh… ! Oke deh, bakalan saya ketikan ! Pokoknya Clear deh pak !” Lalu  rasa heran B.Karno menjawab lagi “Lho ? Lah ? Eh ? Kamu Promosi Shampoo yah ? Koq kamu bilang CLEAR ?”. Pada saat pengetikan selesai, secara tidak sengaja Melik membuang kertas tulis tangan Proklamasi Bung Karno. Itu lah Indonesia negrinya serba salah !.
HAMPIR SELESAI, semua persiapan hampir selesai. Teks Proklamasi udah, apa lagi yah ? Teks yang dibuat secara terburu-buru itu sudah siap untuk dibaca nantinya. Setelah selesai merumuskan teks tadi Bung Karno pun tidur, karena ia mempunyai sesuatu penyakit. Lalu paginya, ia bangun dari tempat tidurnya. Semua sudah terencana dengan baik. Rencana awal adalah pembacaan teks proklamasi itu akan dibacakan di lapangan IKADA, tapi semua itu gagal dilakukan oleh Bung Karno karena banyaknya tentara Jepang disana. Berita ini diberitahukan lagi ke Bung Karno yang pada saat itu masih dirumah dengan cara menelpon !, Agus yg waktu itu menelpon, sekarang ia menelpon lagi. “Haloh….. ada Bung Karnonya ????” B. Karno menjawab “Ya, saya sendiri, siapa ya ini ?” Agus menjawab lagi “Aduh, koq gak ingat sih ? Ini Agus, agen yang biasa bapak kirim untuk urusan beginian”
“Oh… Oke… What’s up ?” Dengan serius Agus menjawab lagi, “Di lapangan IKADA sudah banyak sekali tentara Jepang memakai pakaian harajuku, dengan tembak mereka ! Nanti kalau kita proklamirkan disana… nanti kita mati disana, dimakan cacinglah kita ! sudah Kubilang jangan proklamirkan, kau proklamirkan juga, nanti kau bisa mati dimakan cacing lah kau !”, B. Karno menjawab “Makasih informasinya, tapi siap-siap aja kamu nanti saya asingkan ke pulau tak berpenghuni, karena kau sudah berani memanggilku dengan sebutan KAU !” Agus yang
pada saat itu sedang senang-senangnya tiba-tiba langsung diam dan menjawab lagi “Egokah aku ngatakan KAU….
Jadi maafkanlah bila ku tak sempurna….” Karena pada saat itu Bung Karno kesal, ia langsung menutup telpon dan
berkata “I will kill you Agus !!!!”
AKAN DILAKSANAKAN, tempat peng-proklamiran sudah dipindahkan dari lapangan IKADA ke rumah Bung
Karno, yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timoer No. 56, Jakarta (Nomor kode pos dan no. telponnya gak tau).
Bung Karno yang waktu itu selesai menerima telepon lalu keluar dan menghirup udara segar. Tiba-tiba didepan
hadapan Bung Karno sudah terlihat sesosok….... orang yang hidup dan berkata “Buuuuung Karnoooooooo,
Bendera Negara kita mana ??? Tapi kita mau merdeka nih !!!” Bung Karno menjawab “AH ! Kamu ngagetin ajah,
ya sudah, sebentar lagi saya buatkan !”. Bung Karno pening… ternyata di dalam kepeningannya itu dari belakang
muncul Sang Master of Tai-Lor yaitu Ibu Fatmawati dengan mengatakan “Bendera negeri kita sudah ku buat
dengan warna merah dan putih, tapi…” Bung Karno menanggapi “Tapi apa my dear ?” “Tapi dibuat dari… kain
perca”, “ Ya udah lah, dari pada enggak ada kan say…”. Beberapa saat kemudian pria yang hidup tadi datang lagi
secara tiba-tiba dan berkata “Paaaaakkkkk….. tiangnya mana ????” Bung Karno menjawab “Aduuuuuh… ya udah
lah ambil bambu yang ada dibelakang !” lalu dijawab lgi oleh pria yang bisa bernafas itu “Roger that !”.
Setelah selesai semuanya peng-proklamasian pun di mulai di tempat itu, hari Jum’at, Hari 17 bulan 08 tahun ‘45
pukul 10.00 WIB……
PROKLAMASI SUDAH DIBACAKAN, tiba-tiba tentara Jepang datang dengan kendaraan buatan Jepang :
Honda, Suzuki, Yamaha, dan lain-lain ! Menembaki orang yang ada disana dengan berkata “Iku…. Shinda !!!” (arti
: Ayo ! Matilah !!!) dan beberapa ada yang diasingkan. Salah satunya adalah Waratawan asal Australia yang
merekam jalannya proklamasi berlangsung, dia ditanyai oleh tentara Jepang itu “Woi, mana hasil rekamanmu ?
ha ! Akan kubakar itu nanti !” Lalu dijawab oleh Wartawan itu “Weeeiitttsss…. Tunggu dulu, Kucing Puding makan
Bunting… Rekamannya ada si kamera ing !” tentara Jepang mengambil secara paksa barangnya….Lho ?
Maksudnya rekamannya, tapi yang diambil rekaman yang gak ada isinya ! Karena sebelumnya ia telah menanam
hasil rekamannya itu didalam tanah dekat pohon yang berpenghuni itu ! Pinteeeer…
Semua telah diceritakan…
Akhirnya Indonesia mendapat dukungan kemerdekaan dari Negara Mesir tapi tidak dengan Negara Eropa, karena tidak
adanya teks tulis tangan dari rumusan proklamasi…
Beberapa hal yang tidak diketahui :
- Kartu GSM yang digunakan oleh Bung Karno dan para rekannya untuk berkomunikasi adalah kartu GSM “Jhad-
Doel” yang pada saat itu kartu GSM itu sangat laris… Biaya nya : Gratisss…. Tanpa bayar…
[Sumber cerita ini berasal dari Ibu Ira guru Sejarah kita, dan merubahnya seperti ini, tidak ada maksud untuk
menjelekkan, mengejek, atau merusak nama baik seseorang]
Semoga cerita ini bisa melekat di pikiran kamu tentang asal usul Kemerdekaan Indonesia.

Semoga Menjadi Suatu pencerahan.
Langganan Artikel Gratis. Silahkan Daftarkan Email Anda.
Andika Faris
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)